Selasa, 30 Oktober 2012

Istilah Dalam Properti


Semua orang pada dasarnya selalu bersentuhan dengan dunia properti. tidak hanya kalangan pengusaha besar yang suka jual-beli properti, pegawai kelas bawah pun sebenarnya melakukan hal yang sama, yang membedakan hanya besaran nominalnya saja.

Anda berprofesi sebagai apa? seberapa paham tentang istilah properti?
Yuk, kita belajar bersama tentang istilah-istilah yang sering dipakai dalam dunia properti. simak :D :D
Agunan (Collateral)
Jaminan yang diserahkan nasabah (debitur) kepada bank agar mendapatkan kredit atau pembiayaan.
Amortisasi (Amortization)Pengurangan utang dengan pembayaran pokok dan bunga secara teratur dengan jumlah tertentu sehingga pinjaman terbayar pada saat jatuh tempo.
Anchor TenantTenant utama atau penyewa ruang dengan skala besar di sebuah proyek properti komersial seperti mal, yang bisa menarik pengunjung untuk datang.
Anuitas RestPerhitungan pembebanan bunga efektif dengan periode tahunan. Jika debitur membayar lebih untuk mengurangi pokok kredit, maka dengan sendirinya akan beban dan pastinya waktu pelunasan akan berakhir lebih cepat dari tenor (masa cicilan).
Arus Kas (Cash Flow)Aliran dana yang menunjukkan sumber dana dan penggunaan dana
BacklogKesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan (rakyat).
Booming PropertiKondisi ketika terjadi peningkatan tinggi aktivitas investasi properti.
Bunga Tetap (Flat Rate)Bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjaman dan angsuran pokok juga akan sama sampai pinjaman lunas.
Bunga Mengambang (Floating Rate)Tingkat suku bunga tiap bulan dapat berbeda, tergantung dari naik-turunnya suku bunga bank.
Capital GainKeuntungan yang didapat dari naiknya harga properti, dibandingkan harga saat membeli.
sumber: berbagai altikel tentang properti
MAU EBOOK CARA MEMULAI BISNIS PROPERTI??? KLIK DIBAWAH INI !!!

Tips Memilih ‘Papan’


Banyak hal penting yang patut dipertimbangkan ketika memilih lokasi untuk tempat tinggal. Aman dan nyaman, baik dalam rumah maupun lingkungan sekitar, tentu jadi syarat utama. Sebisa mungkin, jarak tempat tinggal dan tempat bekerja juga tidak jauh.

Dalam mencari lokasi yang tepat, ada beberapa tips untuk membantu Anda membuat keputusan yang tepat, di antaranya adalah berikut ini.
Kondisi Jalan Utama. Jalan utama menjadi titik akses penting menuju ke rumah Anda. Jika kondisinya penuh lubang, atau sulit dijangkau karena terlalu sempit untuk kendaraan, ada baiknya Anda mempertimbangkan lokasi lain untuk tempat tinggal.
Pelayanan Air, Listrik, dan Telepon. Layanan-layanan tersebut adalah syarat kelengkapan rumah. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan-layanan tersebut bisa jadi faktor pertimbangan. Contohnya: Anda tentu tidak mau membeli rumah di daearh rawan mati listrik.
Kebersihan Lingkungan. Bersih pangkal sehat. Apabila lingkungan tempat Anda tinggal tidak bersih, maka kesehatan Anda dan keluarga pun terancam. Apalagi mengingat keluarga Anda akan menghabiskan waktu lebih banyak di lingkungan ini. Perhatikan kebersihan di lingkungan sekitar, termasuk jarak dari rumah ke tempat pembuangan sampah sementara. Lihat juga ke saluran got. Apa mampat?
Polusi. Jika tingkat polusi udaranya di atas ambang batas, kesehatan pun akan terancam. Bagaimana cara mengetahui status polusi di suatu daerah? Sayangnya tidak ada informasi spesifik mengenai hal ini. Tapi, jika lokasi rumah terlalu dekat dengan jalan raya, kemungkinan Anda terkena dampak polusi lebih besar. Selain polusi udara, polusi suara juga dapat mengganggu ketenangan hidup di rumah.

Penghijauan. 
Lokasi yang lebih banyak penghijauannya tentunya lebih menarik. Penghijauan, selain menjaga kualitas udara, juga  memberikan relaksasi untuk mata.
Bebas Banjir. Bebas banjir menjadi salah satu kriteria terpenting dalam menentukan lokasi rumah. Rutinitas rumah tangga dipastikan terganggu jika tempat tinggal dilanda banjir: Transportasi menjadi sulit dan barang-barang berharga pun rusak karena terendam air. Karenanya, pilihlah lokasi tempat tinggal yang tidak rawan banjir.
Kemudahan Transportasi. Walaupun rumah di jalan raya atau dekat jalan raya mungkin lebih berpotensi untuk terkena polusi, namun hal ini juga berarti jarak antara rumah Anda ke pusat transportasi juga lebih dekat. Tempat tinggal yang dekat stasiun, misalnya, dapat memberikan kemudahan bertransportasi jika kendaraan bermotor Anda bermasalah, atau jalanan rumah anda terlanda banjir.
Strategis. Strategis memang hal yang cenderung subjektif. Anda dapat menentukan sendiri apakah tempat tinggal mudah dijangkau Anda sendiri dan orang lain, atau dekat dengan tempat yang sering Anda kunjungi. Lokasi strategis artinya Anda leluasa melakukan kegiatan-kegiatan dengan efisien dan waktu agar Anda tidak sering kehilangan waktu di perjalanan.
Fasilitas umum. Fasilitas umum dapat berupa rumah sakit, apotek, pusat perbelanjaan, pusat olahraga, kantor pos, atau fasilitas lainnya yang akan membuat tempat tinggal Anda menjadi kota mandiri.
Ada beberapa contoh gambar Rumah yg bisa Anda milik hanya dengan 300 ribu. klik disinihttp://www.developerkreatif.com/?id=dini

Syarat Rumah yang Dapat Fasilitas Bebas Pajak


Menteri Keuangan Agus Martowardojo melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 125/PMK.011/2012 membebaskan pajak untuk rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar, serta perumahan lainnya.

Dalam PMK yang ditetapkan tanggal 3 Agustus 2012 disebutkan Rumah Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah rumah yang perolehannya secara tunai ataupun dibiayai melalui fasilitas kredit bersubsidi maupun tidak bersubsidi, atau melalui pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, yang memenuhi ketentuan:
A. Luas bangunan tidak melebihi 36 m2 (tiga puluh enam meter persegi);
B. Harga jual tidak melebihi:
Rp 88.000.000, yang meliputi wilayah Sumatera, Jawa, dan Sulawesi, tidak termasuk Batam, Bintan, Karimun, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
Rp 95.000.000, yang meliputi wilayah Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat;
Rp 145.000.000, yang meliputi wilayah Papua, dan Papua Barat;
Rp 95.000.000, yang meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bali, Batam, Bintan, dan Karimun.
C. Merupakan rumah pertama yang dimiliki, digunakan sendiri sebagai tempat tinggal dan tidak dipindahtangankan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak dimiliki.
Pembebasan pajak untuk rumah sederhana ini dalam rangka memberikan kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan masyarakat berpenghasilan rendah serta sehubungan dengan meningkatnya harga tanah dan bangunan.
Sehingga perlu dilakukan penyesuaian terhadap ketentuan mengenai batasan rumah sederhana dan rumah sangat sederhana yang dapat diberikan fasilitas pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
sumber Detik.com

Mengenal Lebih Jauh tentang Sejarah & Perkembangan Ruko



Sejarah & Perkembangan Ruko
Mengenal lebih jauh tentang ruko berarti mengajak kita berlari ke titik mula, sejarah. Asal muasal. Alkisah tentang suku Hokkian, kaum China perantau. Sebagian besar suku ini berasal dari Propinsi Fujian, terutama pesisir Zhangzhou dan Quanzhou, sebuah kota pelabuhan dan perdagangan. Mereka membelah laut, menyabung nasib, mendulang peruntungan, hingga sampai ke nusantara. Kaum perantau ini lalu bermukim dengan membawa budaya dari negeri asal yang kita sebut Kawasan Pecinan. Mereka telah terbiasa tinggal di sebuah rumah kecil memanjang, tiam-chu julukannya, berarti rumah dan toko, atau ruko.
Tipologi ruangnya persegi empat, bermuka kecil, mengalur panjang ke belakang. Terdiri satu atau dua lantai untuk berdagang sekaligus berhuni. Area tengah bangunan terdapat cim-chay (sumur dalam) dan (tian-jiang) berarti sumur langit, identik dengan courtyard di masa kini. Secara ekologis, berfungsi sebagai ventilasi udara dan masuknya sinar matahari, juga tempat penampungan air yang berasal dari air sumur dan air hujan. Ruangan ini juga berguna sebagai dapur, ruang makan, hingga arena berkumpulnya anggota keluarga. Di tiam-chu ini juga terdapat altar leluhur sekaligus tempat peyimpanan abu, representasi anggota keluarga yang telah meninggal. Dalam skala sosial, ruko tradisional ini kerap berperan sebagai ajang perkumpulan warga, terutama jika pemiliknya orang terpandang atau mempunyai jabatan tertentu dalam struktur masyarakat.
Seiring perubahan iklim politik dan sosial, masyarakat Tionghoa yang hidup berkoloni, akhirnya ‘keluar’ dari Pecinan, membaur dengan warga pribumi. Ruko pun mengalami pergeseran fungsi dan makna, kini lebih banyak berfungsi sebagai toko saja atau gudang. Masyarakat di luar etnis Tionghoa ikut membangun ruko, karena bentuknya yang efisien, yang di masa modern ini lalu berkembang, juga berfungsi sebagai tempat berkantor, atau lazim disebut rukan (rumah kantor).
Fungsi & Investasi Ruko
Sejalan dengan perkembangan kota-kota di Indonesia, ruko menjadi salah satu elemen penting pertumbuhan ekonomi perkotaan. Nilai investasi ruko sangat optimal, untuk dijual kembali atau disewakan. Karena itu, ruko bertumbuh pesat, mengiring tetumbuhan properti lain seperti perumahan, rusunami, apartemen, mal, plaza, supermal, trade center, town square, dsb. Ruko menjamur mulai dari jalan protokol hingga jalan sekunder. Ruko mengakomodir segenap aktifitas di sektor usaha, baik barang maupun jasa: ritel, otomotif (motor dan mobil), elektronik, kuliner, pendidikan, telekomunikasi, pelayanan kesehatan, perbankan, teknologi informasi, dll. Semangat entrepreneurship yang marak di kalangan anak muda belakangan ini pun turut mendongkrak kehadirannya. Ruko baru hadir, ruko lama direnovasi.
Lokasi & Tipologi Bangunan Ruko
Lokasi ruko lantas menjadi faktor kunci. Akan tepat ketika dibangun di tepi jalan utama atau jalan kabupaten, di depan kompleks perumahan yang sudah dihuni, memiliki akses kendaraan mudah, baik pribadi maupun angkutan umum, dengan arus lalu lintas ramai. Apalagi jika di sekelilingnya terdapat fasilitas pendukung seperti area wisata kuliner, wisata belanja, perkantoran, bahkan tempat ibadah. Sebaliknya, lokasi yang tersembunyi alangkah baiknya dihindari, misal di gang atau di dalam perumahan, kecuali untuk rukan.
Berdasarkan tipologi bangunan yang diatur dalam Keterangan Rencana Kota (KRK) dari Dinas Tata Ruang, ruko dibagi menjadi dua tipe. Pertama, tipe tunggal, di mana satu unit berada dalam satu kaveling. Atau, satu atap bangunan ruko yang terbagi beberapa unit, berada dalam satu kaveling besar. Ruko tunggal memiliki jarak bebas depan, belakang, kanan, dan kiri. Tipe kedua disebut tipe deret atau kopel. Sisi kanan kiri menempel ruko lain. Jarak bebasnya hanya ke depan dan ke belakang. Tipologi semacam ini muncul akibat mahalnya harga tanah, kebutuhan efisiensi ruang, dan biaya konstruksi yang cukup tinggi.
Permasalahan Ruko & Solusinya
Populasi manusia meningkat, namun luasan bumi tak bertambah. Itulah yang membuat harga tanah semakin mahal. Kota pun berkembang, baik secara interstisial, vertikal, maupun horizontal. Harga tanah tertinggi berada di pusat kota, di lokasi strategis, serta di pinggir-pinggir jalan utama, tempat di mana ruko berada. Maka, dalam perencanaannya tidaklah mudah, mengingat setiap meter persegi adalah uang. Target pengguna harus ditetapkan sejak semula. Perilaku konsumen harus benar-benar dipahami, tentang sebuah kebutuhan belanja sekaligus rekreasi.
Di samping itu, faktor fungsional dan faktor sosial harus diperhatikan. Faktor fungsional terdiri dari aspek komersial, seperti penempatan elemen iklan: poster, banner, etalase, untuk menarik pembeli datang. Lalu, kapasitas parkir harus cukup untuk manuver kendaraan. Sulitnya memarkir kendaraan, akan membuat konsumen enggan mampir. Bagi pemilik, halaman yang cukup lapang perlu untuk kelancaran arus pasok barang oleh truk-truk besar. Berlanjut aspek lingkungan, seperti lansekap, drainase, taman. Faktor sosial menjelaskan bagaimana keberadaan sebuah kompleks ruko mampu mengakomodasi sektor informal di sekeliling lokasi. Idealnya, semua terpenuhi.
Beberapa permasalahan yang terkait dengan ruko beserta solusinya :
Permasalahan pemborosan energi, yaitu konsumsi listrik dan AC berlebihan. Hal ini disebabkan beberapa hal. Pertama, karena void atau yang di masa dulu disebut cim-chay, kini menghilang, dengan alasan efisiensi ruang. Solusinya yaitu dengan membuat taman kecil di area paling belakang. Kedua, fasad dibuat datar tanpa tritisan atau kanopi sehingga langsung terkena panas matahari. Kulit bangunan berupa dinding atau kaca yang tanpa isolator menjadi panas, langsung merembet ke dalam bangunan. Cara mengatasinya yaitu dengan membuat secondary skin atau kulit kedua dengan bahan yang tidak menjadi konduktor panas. Ketiga, kurangnya penerangan di dalam ruangan. Jalan keluarnya adalah dengan membuat mezanin dan skylight.
Permasalahan lingkungan, berkurangnya lahan hijau, serta area parkir yang terasa panas dan gersang. Solusi yang ditawarkan adalah menghindari penggunaan material yang menutup seluruh lapisan tanah seperti aspal atau semen, lalu menggantinya dengan bahan alternatif seperti grass block. Akan lebih baik bila menanam pohon peneduh, jika memungkinkan.
Permasalahan monotonitas desain. Gelombang industrial yang melanda dunia, dengan penggunaan material fabrikasi seperti baja, besi, dan aluminium, telah menyebabkan keseragaman wajah kota. Ruko kemudian hanya berupa perpaduan kotak beton dan kaca. Lalu adanya asumsi yang mengatakan bahwa pasar lebih menyukai konsep heritage negara mapan/negara-negara Eropa daripada konsep budaya Indonesia. Mereka lalu menyebut berbagai istilah langgam desain seperti minimalis modern atau klasik mediterania. Dari segi tipologi ruang, desain open plan cenderung membosankan. Solusinya, kita bisa memasukkan unsur permainan warna, material, tekstur, dimensi, dan geometri. Jika secara eksterior cukup sulit karena terbatas ruang geraknya, kita bisa bermain di area interior, misalnya menambahkan sentuhan lokalitas atau etnis di dalamnya. Untuk peletakan tangga yang biasanya berada di bagian belakang, bisa ditarik ke depan dan didesain khusus untuk sengaja dipajang sebagai point of interest, seperti model multi storey retail di Jepang. Sistem ini juga menguntungkan bagi ruko yang disewakan per lantai karena akan membentuk ruang privasi antar penyewa. Lalu untuk pembagian ruang, sebagai contoh, lantai pertama bisa difungsikan sebagai area publik, yaitu area penerima tamu dan ruang pajang produk. Lantai kedua bisa digunakan sebagai workshop, area produksi, ruang staf, dan gudang. Barulah lantai teratas bisa dipakai sebagai area privat yaitu sebagai hunian. Pembagian ruang ini tentu fleksibel, sesuai kebutuhan, sesuai jenis usaha yang digeluti.
Permasalahan bahaya kebakaran. Bangunan yang rapat berderet rentan terhadap bahaya kebakaran. Apalagi bila ruko digunakan untuk bisnis kuliner atau bisnis yang banyak memakai jaringan arus listrik seperti toko peralatan listrik dan komputer, warung internet, bengkel motor atau mobil, penyewaan computer, kursus elektronik, dll. Di sini berisiko terjadinya hubungan arus pendek. Solusinya adalah dengan pembuatan utilitas pemadam kebakaran yang memadai, seperti fire extinguiser, smoke & heat detektor, hydrant, dan sprinkler di setiap lantai.
Tips Membeli Ruko
Faktanya, penjualan ruko menempati indeks tertinggi dalam bursa properti. Namun, jika kita melihat sebuah kawasan ruko yang sepi, kurang laku, mungkin karena lokasi tersebut kurang strategis, tidak memiliki tempat parkir, atau terkena penyegelan karena tidak memiliki IMB dan dibangun di lokasi ilegal. Juga munculnya ruko-ruko baru yang lebih bagus, sementara desain ruko tersebut sudah ketinggalan zaman. Nah, untuk membeli ruko, sebagai tips, belilah ruko langsung dari pengembangnya. Bila melalui perantara, carilah broker profesional yang mengetahui secara pasti harga dan model yang laku di pasaran. Lakukan survei langsung ke lokasi, atau berkonsultasi dengan seseorang yang paham betul seluk-beluk bisnis dan investasi properti. Pilihlah ruko di sentra bisnis dengan pasar yang sudah teruji. Selain pertumbuhan bisnis di lokasi tersebut pesat, harga juga melesat cepat. Jangan lupa, perhatikan peraturan khusus pengguna seperti aturan peletakan papan reklame, ijin atau larangan mengubah fasad, pajak-pajak dan retribusi, perjanjian untuk mengembalikan keadaan seperti semula, serta adanya retaining fee, yaitu pembiayaan kompensasi kerusakan setelah habis masa sewa.
Selamat berburu ruko, semoga Anda beruntung!
http://propertytoday.co.id/mengenal-lebih-jauh-tentang-sejarah-dan-perkembangan-ruko.html

Hubungi Kami


Senin, 29 Oktober 2012

Memikat Fasad Lewat Batu Alam



Pesona batu alam tak ada habisnya, ia mampu memberi kesan alami sekaligus mempercantik tampilan rumah. Tak heran, jika banyak orang mengaplikasi material ini. Salah satunya di fasad rumah.
Salah satu cara untuk mendapatkan fasad yang cantik dan menarik, yaitu dengan memainkanfinishing-nya. Dari sekian banyakfinishing yang ada, batu alam adalah material yang dianggap memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan fasad rumah menjadi lebih alami. Kehadirannya juga dianggap dapat menetralisir kesan kaku bangunan. Beragam orang memiliki pendapat berbeda mengapa menggunakanfinishing batu alam. Ada yang suka karena warna, motif, atau teksturnya. Tetapi, bagaimana caranya biar tampilan batu alam dapat memikat fasad rumah Anda?
Pilihannya Apa Saja?
Hal pertama yang harus Anda perhatikan adalah jangan sembarangan pilih batu alam. Anda harus mengenal karakteristiknya agar sesuai dengan konsepnya. Setidaknya ada 5 jenis material batu alam yang sering dipergunakan untuk dijadikan fasad, yaitu batu candi, paras, lempeng kali, andesit, dan marmer. Ini dia karakteristiknya.
Batu candi mudah menyerap air karena berpori besar, berwarna gelap, dan memiliki tekstur kasar. Batu paras mudah menyerap air karena berpori besar, berwarna terang (kuning, hijau, cokelat, dan putih), dan bertekstur halus. Batu lempeng kali memiliki pori kecil, berwarna gelap, dan keras. Batu Andesit memiliki pori kecil, berwarna gelap, dan keras. Batu marmer memiliki pori kecil, warna terang (abu-abu, krem, broken white), keras, dan paling mahal.
Catatannya, semakin besar pori semakin rentan batu berlumut. Anda wajib meng-coating batu untuk meminimalisir masalah yang timbul. Selain itu, semakin muda warnanya akan semakin mudah terlihat jika kotor.
Dimana Meletakkannya?
Sah-sah saja Anda meletakkan batu alam di manapun. Tetapi perlu diingat, jangan sampai kahadiran batu alam merusak tampilan wajah rumah. “Kalo saya, sih, menyarankan batu alam jadi aksen ataupoint of interest. Bukan jadi elemen utama yang mendominasi semua fasad,” terang Bambang Soesatyo, ST, Arsitek. “Perbandingan antara dinding batu alam dengan dengan dinding bidang fasad lainnya tidak melebihi 40%,” tambahnya.
Sedangkan untuk perletakannya, Bambang lebih menekankan sifatnya mengelompok dalam satu bidang dan tidak menyebar. “Kalo sudah di area tengah, ya area tengah saja. Misal, di sepanjang dinding dari mulai teras, balkon, hingga plafon atap di atas balkon, menggunakan batu. Sisanya, cukup menggunakan dinding finishing cat saja,” ungkapnya.
Memasangnya? Mudah, kok!
Memasang batu alam tak jauh berbeda dengan memasang keramik. Sebelum dipasang, rendamlah batu alam di dalam air. Lalu, tempelkan plesteran semen ke dinding dan tempelkan batu alam ke plesteran tersebut. Plesteran yang digunakan harus menggunakan semen khusus atau semen instan agar batu alam lebih kuat menempel. Semakin jelek kualitas plesteran dipastikan batu alam akan mudah lepas dari dinding.
Jangan lupa untuk mengetuk-ngetuk batu dengan palu atau pegangan sekop agar menempel sempurna. Lakukan hingga semua bidang terpasang. Setelah pemasangan, sikat permukaan hingga bersih dari cipratan plesteran dan keringkan. Lalu, lapisi dengan cairan coating. Untuk tambah memperkuat keindahan batu alam, lindungi permukaannya dengan anti jamur dan lumut. Dengan pemasangan yang tepat, fasad dari batu alam makin tampil memikat, kan?
(Irfan Hidayat – irfan@tabloidrumah.com)
Ilustrasi: Tan Rahardian dan Irfan Hidayat
Lokasi: Perumahan Tamansari Majapahit Semarang
Pengembang: PT Wika Realty, Tbk


Pintar-pintar Menyusun Kontrak


Surat kontrak tak hanya dibutuhkan kala Anda membeli atau menyewa rumah. Ada juga poin-poin pentingkala membangun rumah antara Anda dengan tukang yang perlu disahkan dalam kontrak.
Anda berharap pengerjaan renovasi rumah bisa rampung dalam dua bulan saja. Namun kenyataannya, impian memiliki rumah baru harus tertunda karena kerja tukang acak-acakan. Mau menuntut, tak ada ikatan hukum yang mendasari. Mulai kini, lupakan jalan kekeluargaan antara Anda dengan kontraktor atau tukang. Susun surat kontrak dengan isi rapi dan mendetil.
1. Identitas yang jelas
Poin pertama yang terpenting adalah nama dan identitas yang jelas sebagai PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Kontrak berfungsi mengikat dua orang atau pihak berbeda dalam sebuah perjanjian yang disepakati bersama. Oleh karena itu, pastikan nama dan alamat ditulis dengan lengkap dan jelas agar perjanjian ini bersifat mengikat secara spesifik pada dua pihak tersebut.
2. Rincian Harga.
Pertama-tama tentukan apakah harga bersifat mutlak dan mengikat. Misalnya, sejak awal Anda menetapkan hanya akan mengeluarkan biaya sebesar 25 juta rupiah dan tidak bersedia menanggung biaya tambahan apapun selama renovasi berlangsung. Ada yang menyebut sistem tersebut sebagailump sum, ada juga yang menyebutnya fixed price.
Umumnya, kontraktor atau tukang masih bersedia menanggung penambahan minor di luar harapan. Namun tidak demikian jika penambahan biaya cukup besar. Oleh karena itu tambahkan pasal atau butir yang berisi batas maksimal kesediaan Anda membayar biaya tambahan. Sebaiknya, Anda memang menyiapkan dana tambahan minimal setengah kali biaya renovasi meski tak seluruhnya harus dicantumkan dalam butir tersebut.
Yang terpenting, paparkan rincian harga tersebut dalam beberapa bagian yang mendetil. Misalnya bagi rincian tersebut per proses pengerjaan atap, lantai, dinding dan sebagainya. Uraikan harga, material, dan proses sedetil mungkin untuk menghindari mark up.
3. Term of payment.
Kontraktor pasti meminta DP atau uang muka di awal pengerjaan. Ada dua cara membayar yang bisa Anda lakukan. Pertama adalah pembayaran DP di awal yang dilanjutkan dengan  pembayaran berkala. Misalnya sejak awal Anda sudah memutuskan akan membayar dalam 10 kali pembayaran yang dilakukan setiap minggu.
Yang kedua adalah DP by progress yang dibayarkan sesuai proses. Misalnya Anda membayar 10% di awal renovasi, lalu Anda membayar lagi 20% ketika renovasi sudah menunjukkan kemajuan pada minggu berikutnya.
4.  Penalti.
Jadwalkan dengan baik lama pengerjaan proyek. Atur kinerja tukang dengan penalti atau sanksi yang mengikat. Misalnya, jika tukang melebihi jumlah hari kerja yang disepakati (tak terhitung Sabtu dan Minggu), potong sisa tagihan atau biaya pembayaran yang dijanjikan.
Umumnya, sisa tagihan dipotong per hari dengan perhitungan 2/1000 x total biaya. Meskipun demikian, batasan maksimal pemotongan adalah hingga 3% dari total biaya. Pasal yang mengatur tentang penalti ini biasanya juga diikuti oleh penalti untuk pemilik rumah jika terlambat melakukan pembayaran.
5. Garansi.
Sebagai pemilik rumah, Anda bisa meminta garansi terhadap kerusakan rumah untuk jangka waktu tertentu. Menurut Desainer Interior Eduardus Tri Aryo, tak semua bagian rumah bisa dilindungi oleh garansi jangka panjang “Untuk furnitur yang bersifat tear and wear, misalnya meja makan, paling hanya satu bulan saja,” ujarnya. “Karena furnitur-furnitur tersebut kan sifatnya dipakai terus. Jadi umumnya ada goresan pun karena dipakai, bukan karena rusak,” lanjut Eduardus lagi.
Lebih lanjut, Eduardus menyarankan agar pemilik rumah sebisa mungkin meminta garansi terhadap rumah hingga melewati satu kali musim hujan. “Untuk melihat apakah ada kebocoran atau tidak,” jelasnya.
(Aghnia Sofyan)
Foto: Teddy Yunantha
Lokasi: Show Unit Urbana Place, Bintaro

http://www.tabloidrumah.com/?p=3994

Minggu, 28 Oktober 2012

Beli Properti Bermodal Rp0 dan Untung? Ini Siasatnya



detail berita
Ilustrasi (foto: stellarealtyok)
JAKARTA - Untuk menjadi pengusaha atau investor properti tidak hanya sekadar membutuhkan modal yang besar, tapi juga perlu keahlian dalam menilai harga properti itu sendiri. Sebab, siapapun tentunya ingin mendulang untung dari bisnis yang digeluti dan bukannya rugi.

Paka properti Panangian Simanungkalit membagi ilmu dalam menilai harga properti. Seperti dikutip dalam bukunyaRahasia Menjadi Miliarder Properti, Senin (22/10/2012).

Menurutnya, kesuksesasan dalam berinvestasi properti, dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam melakukan hal-hal di bawah ini:

1. Menyeleksi jenis properti yang menghasilkan pendapatan sewa secara berkelanjutan (cap rate).
2. Memilih lokasi investasi properti yang paling propspektif dari sisi peningkatan nilainya (capital gain).
3. Memprediksi tingkat apresiasi properti yang Anda targetkan.
4. Menilai kondisi dan situasi pasar lokal ketika membeli properti (siklus pasar).
5. Memilih investasi properti dengan "harga yang menarik".
6. Menegosiasikan syarat-syarat yang menguntungkan bagi pembelian properti.

"Bila suatu properti dapat Anda beli di bawah nilai pasar, maka ini merupakan transaksi yang paling menguntungkan untuk Anda," sebutnya.

Dia menjelaskan, nilai pasar adalah harga yang bersedia dibayar oleh pembeli untuk properti tersebut pada kondisi pasar yang seimbang. Anggaplah harga pasar sebuah properti Rp500 juta dan bila Anda dapat membelinya senilai Rp400 juta, maka Anda sudah meraih keuntungan instan senilai Rp100 juta.

"Dengan uang muka 20 persen dan KPR 80 persen dari Bank (sekira Rp400 juta), ini artinya Anda telah membeli properti dengan modal nol, sekaligus mendapatkan untung," bebernya. (NJB)

5 Jenis Investasi Properti


detail berita
Ilustrasi, Sumber: Inhabitat
JAKARTA - Bisnis properti kini mulai digandrungi lantaran keuntungan yang didapat menjajikan. Selain rumah dan tanah, ada jenis lain yang bisa dilirik jika ingin berbisnis properti.

Berikut lima jenis ivestasi properti seperti dikutip dari buku Rahasia Menjadi Miliarder Properti, Panangian Simanungkalit, di Jakarta, Senin (15/10/2012).

1. Pasar Tanah
Seorang investor properti per orangan yang membeli sebuah tanah, kemudian membangun rumah, dan dijual kembali hal tersebut merupakan investasi. Dengan membeli tanah dan membangunnya, memugar, lalu menjual properti, maka ada dua hal yang akan diperoleh. Pertama, nilai tambah yang berasal dari selisih harga tanah matang setelah dikembangkan dengan harga tanah mentah ketka dibeli. Oleh sebab itu, tanah disebut sebagai investasi yang menjajikan.

2. Pasar Investasi Tanah Kavling
Pengembang selain membangun perumahan di suatu kawasan, juga menjual tanah kavling kepada konsumen yang ingin mendesain sendiri rumahnya. Oleh sebab itu, tidak jarang jika investor properti per orangan berinvestasi pada tanah kavling di kawasan perumahan yang dibangun pengembang. Tak jarang, investor tanah tersebut menjual kembali tanah tersebut setelah harganya sudah melambung tinggi.

3. Pasar Properti

Pasar properti seperti ruko, rumah, rukan, townhouse, apartemen secara umum dibagi menjadi sekunder dan primer. Kedua jenis pasar tersebut dijual berdasarkan hukum permintaan yaitu permintaand an penawaran. Pasar primer dipengaruhi oleh harga bahan bangunan, suku bunga KPR dan lainnya. Sebaliknya, pasar sekunder dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi, kependudukan dan musiman.

4. Pasar Properti yang Disewakan
Pasar properti yang disewakan contohnya adalah rumah, ruko, rukan, townhouse, apartemen maupun kos-kosan yang sifatnya jangka panjang. Pasar properti seperti biasanya dikendalikan oleh pengembang, investor institusi dan perorangan. Dengan membangun lalu menyewakan, investor akan memperoleh pendapatan dari sewa properti, nilai tambah selisih dari harga tanah, dan apresiasi kenaikan harga properti. Cara investasi ini disebut juga sebagai investasi aktif.

5. Pasar Properti yang Memiliki Goodwill
Bisnis seperti ini biasanya dilakukan pada sektor perhotelan atau apartemen sewa yang dikelola oleh tim manajemen khusus. Artinya pemodal bukan hanya membeli tanah dan membangun tapi juga semua pelayanan. Selain itu, bisnis properti sewa lain misalnya kondotel, villa, service apartemen dan rumah sakit.

Di Indonesia, salah stau pengembang yang sudah masuk ke semua lini industri properti adalah Agung Podomoro, Agung Sedayu Group, Bakrieland Development, serta Lippo Land Development. (nia(rhs)