Selasa, 04 September 2012

Pengembang Perumahan Gandeng Perbankan Syariah


SEMARANG, suaramerdeka.com - Pengembang perumahan mulai melirik perbankan syariah dalam kerjasama pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR), menyusul pembatasan uang muka minimal 30 persen pada setiap transaksi pembelian rumah melalui bank konvensional mulai 15 Juni 2012.
Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat mengatakan, kerjasama dengan perbankan syariah dalam pameran REI Expo 3 yang akan diselenggarakan 20 Juni-1 Juli di Mal Ciputra adalah yang pertama kali. Selama ini pengembang perumahan banyak bekerjasama dengan perbankan konvensional dalam hal KPR.
"Karena itu konsumen bisa memilih tetap akan menggunakan jasa bank konvensional atau bank syariah, mana yang memberikan kemudahan paling baik," katanya, hari ini.
Menurut Dibya, dalam pameran tersebut sebanyak delapan bank syariah yakni Bank Jateng Syariah, Mandiri Syariah, BII Syariah, BTN syariah, BNI Syariah, Bank Muamalat, CIMB Niaga Syariah, dan BRI Syariah akan mengikuti pameran. Selain itu, 14 pengembang dari REI Jateng juga akan menawarkan rumah-rumah kelas menengah dan mewah. Pada pameran kali ini rumah tapak sederhana tidak akan ikut pameran karena masalah FLPP yang belum ada kejelasan. "Bila batas minimal uang muka sudah tidak bisa ditawar lagi, kami berharap nilai bunga dapat stabil dan lebih rendah," ujarnya.
Sementara itu Manajer Tim Perbankan Syariah Bank Indonesia Kanwil V Semarang Esti Binukaningsih mengatakan, keikutsertaan perbankan syariah dalam pameran perumahan tersebut selain mengenalkan market bank syariah, juga sekaligus meningkatkan aset bank syariah. Dari pameran tersebut, diharapkan ada target minimal pembiayaan KPR Rp 50 miliar dapat tercapai.
"Kami harapkan konsumen  bisa menggunakan jasa perbankan syariah. Sebab kenaikan minimal uang muka pembelian rumah hanya untuk bank konvensional, tidak di bank syariah. Selama ini rata-rata uang muka pembelian rumah di bank syariah minimal 20 persen," tuturnya.
Dari 12 bank syariah yang memiliki kantor cabang di Semarang, akan ada delapan bank syariah yang ikut pameran. Hal itu menunjukkan bahwa mereka tertarik kepada sektor properti karena dianggap berpotensi dapat mengembangkan aset perbankan syariah.
Pada 2011 aset perbankan syariah di Jawa Tengah tumbuh 50 persen, di atas pertumbuhan nasional sekitar 48 persen. Tahun ini pertumbuhan ditarget 40-45 persen. Total aset perbankan syariah Jateng posisi Maret 2012 mencapai Rp 8,6 triliun. "Melalui pameran ini diharapkan bisa membantu mencapai target aset," katanya.
( Fani Ayudea / CN32 / JBSM )

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/06/14/121276/Pengembang-Perumahan-Gandeng-Perbankan-Syariah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar